ABSTRAK
Media pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Akan
tetapi, tidak semua media pembelajaran bermutu baik. Telah dianalisis media
pembelajaran fisika berbasis komputer produksi Pustekkom Depdiknas. Hasil
analisis menunjukkan bahwa media pembalajaran yang dianalisis banyak mengandung
salah konsep fisika sehingga tidak layak digunakan sebagai media pembelajaran
di sekolah.
PENDAHULUAN
Sesuai kurikulum satuan pendidikan, setiap akhir
dari proses belajar mengajar diharapkan
siswa mencapai ketuntasan (KKM) dalam
setiap indikator pada setiap standar kompetensi. Seperti yang dinyatakan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
(2006: 14) dalam kegiatan pengajaran tidak ada hal lain yang harus dicapai,
kecuali bagaimana agar anak didik dapat
menguasai bahan pelajaran secara tuntas (mastery).
Agar siswa menguasai bahan pelajaran sehingga mencapai kompetensi yang
diharapkan, guru harus mempunyai kompetensi untuk memilih media
pembelajaran yang tepat. Karena media
untuk saat sekarang ini bukan hanya
sebagai alat bantu guru untuk mengajar tetapi lebih sebagai alat
penyalur pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan. Sebagai pembawa pesan
media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang lebih penting dapat digunakan
oleh siswa (Arif S Sadiman, 2009: 10). Pada kondisi tertentu media dapat
menjadi pengganti guru dalam
menyampaikan informasi secara jelas,
menarik, dan mendalam. Dasar pertimbangan untuk memilih media sangat sederhana
yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan.
Beberapa
penelitian tentang media pendidikan antara lain dilakukan oleh Wahyu Hari
Kristiyanto (2008: 18) menunjukkan bahwa tidak semua isi animasi fisika yang digunakan
sebagai media pembelajaran sesuai dengan kebenaran konsep fisika, beberapa
bagian dari isi animasi menyimpang dari kebenaran konsep fisika. Temuan
tersebut memberikan informasi berharga bagi guru maupun siswa, karena berdasarkan
penelitian sebelumnya, diperoleh bahwa media animasi yang diharapkan dapat
membantu peningkatan pemahaman konsep justru malah dapat menjerumuskan siswa
jika isi dari animasi tidak sesuai dengan konsep yang benar. Siswa telah
mengalami perubahan dalam memberikan jawaban mengenai beberapa hal tentang gaya
gesekan dan gaya sentripetal, siswa dapat menjawab dengan benar sebelum
ditunjukkan animasi, namun setelah ditunjukkan animasi jawaban siswa berubah
dan salah (Rita Nunung Tri Kusyanti, 2009: PF-95).
Dalam
makalah ini media pendidikan yang akan dianalisis adalah media video.Video yang
dianalisis adalah video pembelajaran fisika yang digunakan di beberapa SMA
Negeri di Kabupaten Sleman.Video ini merupakan bantuan dari Dinas Pendidikan
Kabupaten Sleman yang diproduksi oleh Pustekkom Depdiknas. Makalah ini akan
menganalisis isi video pembelajaran
fisika, khususnya materi mekanika.
II.KAJIAN TEORI
2.1 Media pendidikan
Menurut Gagne (1970) dalam Arif S
Sadiman (2009: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala segala
alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar
buku, film, dan kaset. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association, NEA) memiliki pengertian yang
berbeda. Media adalah bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
peralatannya (Arif S Sadiman, 2009: 7).
Apapun
definisi yang diberikan, ada persamaan
di antara definisi tersebut yaitu media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, minat serta perhatian siswa sehingga tercipta
proses belajar.
2.2 Video
Teknologi
pembelajaran mendisain, mengembangkan, memanfaatkan berbagai sumber belajar sehingga
dapat memudahkan setiap individu untuk belajar dimana pun dan kapan pun.
Menurut Bambang Warsito (2008: 20-32) ada empat domain bidang garapan teknologi
pembelajaran berlandaskan definisi AECT
1994 yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, dan penilaian tentang proses
untuk belajar. Domain pengembangan yang mencakup pengembangan teknologi cetak,
teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer dan multimedia. Media audio
visual disebut video mempunyai potensi tinggi dalam penyampaian pesan maupun kemampuannya
menarik minat dan perhatian peserta didik. Media
video telah terbukti memiliki kemampuan yang efektif (penetrasi 75%) untuk menyampaikan hiburan, informasi dan
pendidikan.Media video adalah media visual gerak yang dapat diatur kecepatan
geraknya, maka media video efektif bila digunakan untuk membelajarkan
pengetahuan yang berhubungan dengan gerak misalnya pada mata pelajaran fisika
dapat digunakan untuk menjelaskan gerak jatuh benda, gerak peluru dan
sebagainya. Bambang Warsito (2008: 33) mengatakan bahwa media video mempunyai
potensi meningkatkan pengetahuan, menumbuhkan keinginan motivasi untuk memperoleh informasi lanjut,
meningkatkan kemampuan berbahasa, meningkatkan kreativitas /imajinasi,
meningkatkatkan berpikir kritis, memicu minat baca).
2.3 Konsep
Konsep atau pengertian adalah
serangkaian perangsang dari sifat yang sama (UT 1985: 37). Suatu konsep
klasifikasi yang sederhana dapat didefinisikan sebagai pola unsur bersama
misalnya konsep benda padat mempunyai sifat berat, volume, dan bentuk tetap.
Menurut Rosser (1984) dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 80), konsep adalah suatu
abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian,
kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan, yang mempunyai atribut yang sama.
Suatu konsep telah dipelajari bila yang diajar dapat menampilkan
perilaku-perilaku tertentu (Ratna Wilis Dahar, 1989: 81).
2.4 Analisis Konsep
Untuk
memahami bagaimana konsep itu menjelaskan, atau untuk menilai bahwa konsep yang
ada sudah sesuai dengan aturan yang berlaku atau tidak perlu dilakukan analisis
konsep. Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk
menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian
konsep. Untuk melakukan analisis konsep, guru
hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini:
a.
Nama konsep
b. Atribut-atribut criteria dan
atribut-atribut variable dari konsep
c.
Definisi konsep
d. Contoh-contoh dan
noncontoh-noncontoh dari konsep
e. Hubungan konsep dengan
konsep-konsep lain.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian
ini merupakan penelitian studi dokumentasi. Penelitian dilakukan terhadap
media pendidikan video.Video yang dianalisis adalah video pembelajaran fisika
yang digunakan di beberapa SMA Negeri di Kabupaten Sleman.Video ini merupakan
bantuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman yang diproduksi oleh Pustekkom
Depdiknas. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan lembar observasi
terhadap isi tampilan video. Analisis yang digunakan
adalah deskriptif kuanlitatif.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Para era teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
seperti sekarang ini, media
pembelajaran dalam bentuk compact-disk
(CD) merupakan salah satu media yang
sangat penting untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah. CD pembelajaran
berfungsi untuk memudahkan para guru untuk menyampaikan materi pelajaran di
sekolah. Jika materi dalam CD pembelajaran dikemas dengan baik, tentu akan
bermanfaat dalam proses pembelajaran. Sebaliknya, jika materi dalam CD
pembelajaran tidak dipersiapkan dengan baik, pembelajaran dengan bantuan CD
tidak akan menghasilkan apa-apa. CD Pembelajaran Fisika, untuk selanjutnya
disingkat dengan CD, berisi informasi-informasi seputar materi fisika yang akan
disampaikan kepada siswa untuk jenjang tertentu. Materi dalam CD ini dibuat sesuai
kurikulum yang berlaku.
Pada era TIK seperti sekarang ini,
CD seharusnya dapat digunakan untuk belajar mandiri. Akan tetapi, banyak CD
yang berkualitas buruk sehingga kehadirannya justru membuat bingung para
pengguna, baik siswa maupun guru. Dalam makalah ini penulis akan menganalisis
kesalahan-kesalahan yang dijumpai pada media pembelajaran yang dikeluarkan oleh
Pustekkom Depdiknas. Peneliti berusaha menganalisis media pembelajaran ini
secara objektif.
§ File Hukum II Newton
Secara umum, file Hukum II Newton masih
banyak terjadi kesalahan. Kesalahan-kesalahan
pada file ini antara lain meliputi salah konsep, salah ketik, dan salah hitung.
Adapun beberapa kesalahan yang dijumpai adalah sebagai berikut:
Pada menit ke-07:53, ketika membahas
mengenai kecepatan tetap tidak ada penjelasan apapun mengenai ukuran kecepatan
tetap. Hal ini diperparah juga dengan diskusi yang dilakukan pada siswa saat
melakukan percobaan sangat susah dipahami. Mestinya topik ini dilengkapi dengan
percobaan yang menggunakan pewaktu ketik atau ticker timer.
Pada menit ke-08:32, terdapat informasi
bahwa pada ticker timer mengalami
101 ketukan selama 2 detik atau 10
ketukan selama 0,2 detik. Informasi ini jelas menyesatkan. Mestinya, 100
ketukan selama 2 detik atau 10 ketukan selama 0,2 detik. Apersepsi tentang
Hukum II Newton yang menampilkan dengan anak
mengangkat batu jelas tidak tepat, karena Hukum II Newton bicara
mengenai percepatan. Untuk anak mengangkat batu, apa yang dipercepat?
Pada menit ke-10:23, rumus kecepatan
rata-rata muncul secara tiba-tiba tanpa ada penjelasan apapun. Sebenarnya ini adalah salah satu kelemahan
pembelajaran dengan media CD. Jika materi yang disajikan melibatkan penurunan
rumus, media CD sebenarnya tidak banyak manfaatnya karena siswa langsung
melihat rumus yang sudah jadi. Siswa tidak pernah melihat prosesnya. Konsep
kecepatan rata-rata yang dinyatakan dengan rumus juga salah. Sebagai
rujukan, Sears-Zemansky dalam bukunya yang berjudul Fisika Universitas hlm. 32 menuliskan bahwa kecepatan rata-rata
partikel selama selang waktu didefinisikan sebagai
Pada menit ke-12:34 terjadi salah konsep
yang sangat fatal, sebab penulis materi tidak membedakan antara massa dan
berat. Dalam CD itu siswa mengatakan bahwa ”.... beban seberat 0,2 kg....”.
Mestinya, massa bukan berat. Seperti diketahui, massa dan berat merupakan dua besaran yang sangat
berbeda. Sebagai rujukan, Sears-Zemansky pada hlm. 100 mengatakan bahwa massa
adalah ukuran kuantitatif dari inersia, satuan massa adalah kg. Pada hlm. 106,
Sears-Zemansky menyebutkan bahwa berat benda adalah gaya gravitasi yang bekerja
pada benda yang sebanding dengan massa. Satuan berat adalah newton.
Pada
menit ke-21:18, penjelasan Hukum II Newton sangat susah diikuti. Dalam file itu
Hukum II Newton ditampilkan dalam bentuk Masalahnya, tampilan
CD tidak menjelaskan tentang tetapan k.
Mengapa Hukum II Newton tidak dinyatakan dalam bentuk F = ma saja? Perumusan
yang terakhir ini lebih sederhana, sehingga lebih mudah dipahami. Sebagai
rujukan, Sears-Zemansky pada hlm. 101 menyebutkan Hukum II Newton tentang gerak sebagai berikut. Jika suatu gaya luar total bekerja pada sebuah benda, maka
benda akan mengalami percepatan, arah percepatan sama dengan arah gaya
total.vektor gaya total sama dengan massa benda dikalikan dengan percepatan
benda. Dalam bentuk persamaan Siswa juga salah dalam
mengungkapkan sistem satuan. Ketika menyebutkan satuan SI, siswa tersebut
mengatakannya sebagai satuan S-satu.
Uraian
di atas menunjukkan beberapa contoh kesalahan yang dijumpai pada file Hukum II
Newton. Jika dicermati lebih teliti lagi, masih banyak kesalahan yang dijumpai
dalam file ini.
- File Hukum III Newton
Hukum
III Newton merupakan Hukum Aksi-Reaksi. Hasil analisis menunjukkan bahwa
kesalahan yang terjadi pada file Hukum III Newton adalah pada topik atau konsep
gaya aksi-reaksi. Adapun kesalahan konsep tentang gaya aksi-reaksi terletak
pada penggambaran garis kerja gaya aksi dan gaya reaksi dan penggunaan istilah
gaya aksi dan gaya reaksi. Perlu diketahui, gaya aksi dan gaya reaksi selalu
sama besar, berlawanan arah, dan bekerja pada benda yang berbeda.
Pada
menit ke-02:54, ada istilah gaya orang dan gaya dinding. Penggunaan kedua
istilah ini mestinya gaya orang pada
dinding dan gaya dinding pada orang.
Hal yang sama terjadi pada menit ke-02:58, yaitu gaya orang dan gaya tanah
(mestinya gaya yang dikerjakan orang pada
tanah dan gaya yang dikerjakan tanah pada
orang).
Pada
menit ke-10:54, penulis naskah tidak bisa menjelaskan pasangan gaya
aksi-reaksi. Dengan melihat CD pembelajaran tampak bahwa dan serta dan adalah bukan pasangan
gaya aksi-reaksi.
Salah
konsep yang paling fatal terjadi pada menit ke-14:19, sebab penulis mengatakan
bahwa gaya berat dan gaya normal adalah pasangan gaya aksi-reaksi. Contoh Soal
4-9 dari buku University Physics memberikan penjelasan yang baik sekali bahwa
gaya berat dan gaya normal itu bukan pasangan aksi-reaksi.
- File Gerak Peluru
Kesalahan pertama pada file
gerak peluru terjadi pada menit ke-03:34, yaitu ketika membahas contoh soal
mengenai kecepatan relatif. Adapun kesalahannya adalah tentang penggambaran
vektor kecepatan arus air sungai dan vektor kecepatan gerak perahu. Dalam
naskah vektor kecepatan arus digambarkan tegak lurus arah sungai, sedangkan
vektor kecepatan perahu digambarkan searah arah arus.
Penulis naskah juga tidak
teliti dalam menuliskan persamaan matematis dan operasi aljabar. Sebagai
contoh, pada menit ke-09:17 ada persamaan sehingga Contoh ini menunjukkan
ketidaktelitian penulis naskah. Hal yang sama dijumpai pada menit ke-10:31,
ketika merumuskan tinggi maksimum yang dicapai peluru (perhatikan analisis
kesalahan konsep file gerak peluru). Pada menit ke-14:37 juga terdapat salah
ketik dalam perhitungan tinggi maksimum yang dicapai peluru. Pada menit
ke-17:04 ada penggambaran komponen vektor percepatan gravitasi yang tidak
perlu, yaitu mestinya tidak perlu
dilukis.
- File Gravitasi
Kesalahan konsep yang terjadi
pada file gravitasi terutama pada penulisan indeks gaya aksi-reaksi untuk dua benda
yang saling berinteraksi. Hal ini misalnya dijumpai pada menit ke-02:08, 03:19,
09:09, 12:12, dan 19:05. Gaya yang dikerahkan pada m2 (oleh m1) adalah F21, sedangkan
gaya yang dikerahkan pada m1(oleh
m2) adalah F12. Karena kedua gaya ini berlawanan arah,
maka Akan tetapi, dalam naskah ditulis secara
salah: Gaya yang berasal dari benda A
akibat berinteraksi dengan benda B
ditulis dan gaya yang berasal
dari benda B akibat berinteraksi
dengan benda A ditulis Dalam naskah
dituliskan, Pada menit ke-11:05
juga terdapat ungkapan yang tidak dikenal dalam fisika, yaitu medan sektor
(mestinya medan vektor). Penulisan persamaan matematis juga banyak yang salah,
misalnya pada menit ke-13:25. Pada ungkapan mestinya tidak ada
besaran
Penulisan indeks vektor
pergeseran juga salah. Vektor
pergeseran menunjuk dari partikel yang massanya m1
ke partikel yang massanya m2. Akan tetapi, dalam naskah CD
pembelajaran menggunakan tata tulis yang tidak baku (misalnya, pada menit
ke-14:16). Penulisan indeks percepatan gravitasi juga terjadi kesalahan fatal:
percepatan gravitasi tidak pernah dituliskan dengan indeks kembar (misalnya,
pada menit ke-15:47 dan menit ke-16:21). Jadi, dalam fisika tidak pernah
dijumpai penulisan dan sejenisnya.
Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa file gravitasi tidak layak untuk media pembelajaran.
- File Gerak Melingkar Beraturan
Pada menit ke-23:38 ada
istilah kecepatan linier (mestinya linear) dan vektor kecepatan linier. Kedua
istilah ini rancu, sebab menyebutkan kecepatan linear sudah berbicara vektor.
Pada menit ke-05:69 disebutkan bahwa dalam gerak melingkar beraturan kecepatan
linear benda tetap dan vektornya tidak tetap. Hal ini juga membingungkan, sebab
penulis naskah membedakan istilah kecepatan linear dan vektor kecepatan linear.
Pada menit ke-07:11 ada istilah yang tidak dikenal dalam fisika, yaitu ”garis
melingkar beraturan”. Penulis naskah juga tidak konsisten dalam memberikan
contoh. Hal ini tampak pada menit ke-09:33, yaitu ketika menjelaskan pengertian
periode.
Kesalahan konsep yang sangat
fatal terjadi di menit ke-11:20, penulis naskah tidak membedakan antara
kecepatan linear dan laju linear. Menurut penulis naskah, adalah kecepatan linear! Definisi satu radian
memegang peranan penting untuk menjelaskan konsep gerak melingkar. Akan tetapi, definisi satu radian sangat
tidak jelas (lihat menit ke-12:19).
Pada menit ke-15:00 penulis
naskah juga tidak tepat dalam menjelaskan pengertian percepatan sentripetal.
Menurut penulis, arah kecepatan gerak melingkar berubah adanya percepatan
sentripetal. Konsep ini jelas tidak tepat, sebab percepatan sentripetal muncul
karena adanya perubahan arah kecepatan. Penulis naskah juga tidak teliti dalam
menuliskan simbol besaran vektor (lihat menit ke-17:23). Satuan percepatan sentripetal mestinya m/s2
bukan (m/s)2 atau m/s (lihat menit ke-17:52 dan menit ke-20:04).
Dalam proses pembelajaran
dengan bantuan CD, ilustrasi memegang peranan penting. Akan tetapi, penulis
naskah tidak memperhatikan masalah ini. Ketika menjelaskan tentang gerak dalam
lingkaran horisontal (dengan menggunakan ilustrasi anak sedang memutar batu
secara horisontal), ternyata batu tidak diputar secara horisontal (lihat menit
ke-18:26).
Pada menit ke-21:14, ketika
menjelaskan koefisien gesekan belum dijelaskan hubungan antara gaya gesekan dan
gaya sentripetal mobil. Sebenarnya materi ini sangat penting sekaligus
kontekstual, sebab anak bisa memahami mengapa ketika jalan menikung salah satu
sisi jalan dibuat miring.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Media pembelajaran mekanika yang diproduksi oleh
Pustekkom Depdiknas banyak mengandung salah konsep yang sangat membingungkan. Sebaiknya
media pembelajaran ini direvisi terlebih dahulu sehingga layak digunakan
sebagai media pembelajaran di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(1985). Materi Dasar Pendidikan Program Mengajar
Akta IV. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Universitas Terbuka.
Arif S Sadiman.
(2009). Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatanya.
Jakarta: Rajawali Press.
Bambang
Warsita. (2008). Teknologi Pembelajaran
Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Ratna Wilis Dahar. (1989). Teori-Teori
Belajar. Jakarta: Erlangga.
Rita
Nunung Tri Kusyanti. (2009). “Pemahaman Konsep Siswa Setelah Menggunakan Media
Pembelajaran Animasi Fisika yang Tidak Sesuai Fisika”. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan
MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta. 16
Mei 2009. Hal PF-89 – PF-95H.
Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain.(2006). Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahyu Hari
Kristiyanto. (2008). ”Sebuah Kritik: Animasi Fisika yang tidak Sesuai Fisika” .
Prosiding Seminar Nasional Fisika, Pendidikan, dan Aplikasinya. Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta. Volume 1 Tahun
2008. Hal 13-19.
Young, H.D. dan Freedman, R.A. (2002). Fisika Universitas 1. Jakarta: Erlangga
0 Response to "ANALISIS ISI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER PRODUKSI PUSTEKKOM DEPDIKNAS"
Post a Comment