NALAR MAHASISWA YOGYAKARTA

Oleh: Shohibul Kafi, S.Fil.I
Peneliti ISC (Indonesian Studi Center)
            Dalam rangka memahami dan memahamkan public terkait mahasiswa hari, merupakan suatu hal yang cukup penting. Dimana Mahasiswa mengalami pergeseran makna akibat gencarnya peralihan budaya. Namun banyak tidak tersadari akan adanya perubahan yang cukup signifikan. Lalu artikel ini mencoba membuat sebuah pemahaman utuh terkait Mahasiswa, cakupan mahasiswa, tipologi Mahasiswa serta nalar Mahasiswa terutama Mahasiswa Yogyakarta. Dimana secara icon filosofis Yogyakarta menempati Kota Pelajar dan Ilmu Pengetahuan.
Pertama, pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri.
Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata, Mahasiswa adalah Seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di berbagai belahan dunia.
Kedua, Cakupan Mahasiswa.
Peran Mahasiswa
Sebagai mahasiswa berbagai macam lebel pun disandang, ada beberapa macam label yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya:
1. Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena SDMnya yg banyak
2. Agent Of Change, mahasiswa agent perbahan,maksudnya sdm2 untuk melakukan perubahan
3. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu ga akan pernah habis.
4. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yg memiliki moral yg baik.
5.Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial,cntoh mengontrol kehidupan sosial yg dilakukan masyarakat.
Fungsi Mahasiswa
Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat penting bagi mahasiwa, yaitu :
Pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat.
Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Ketiga, adalah peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan.
Ketiga, Tipologi Mahasiswa.
Mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang sangat unik. Unik karena semua pelajar yang ada di Indonesia hanya kelompok merekalah yang menyandang status maha. Ditangan mereka pula perubahan di negeri ini tergenggam. Di dalam diri mereka pengetahuan itu tersimpan. Tetapi tidak sedikit dari mereka menjadi pengkhianat di negeri ini. Dengan pengetahuannya mereka mengkhianati kebenaran, keadilan dan kemanusiaan. Di tangan mereka pengetahuan diperdebatkan. Di tangan mereka para rezim ditumbangkan. Di tangan mereka juga penindasan dilanggengkan. Di dalam jiwa mereka keangkuhan terpatri. Tapi diantara semua itu tentunya kita masih punya harapan. Harapan untuk bangkit, harapan untuk menatap masa depan yang cerah. Dibawah ini ada beberapa tipologi mahasiswa yang coba diidentifikasi dalam sebuah seminar wawasan kebangsaan dengan tema “pemuda dan ideologi bangsa” dan diklasifikasikan dalam beberapa bagian, yaitu: 

Pertama, Mahasiswa ideologis adalah orang yang mempunyai pegangan yang kuat mengenai jalan kesempurnaan dan dalam setiap aktivitasnya selalu konsisten pada nilai yang dipegangnya. Pada dasarnya mahasiswa seperti ini (ideologis) sangat sedikit dalam kampus dan cenderung ditinggalkan oleh temannya yang tidak sepaham. Mereka biasanya berbagi tugas dalam sebuah gerakan. Mahasiswa ideologis selalu berbicara masalah kebenaran, keadilan dan kemanusiaan. Mereka terus memperjuangkan hal itu dan sangat jarang kita akan menemukan mereka berada dalam penyimpangan antara apa yang dikatakan dan diperbuatnya. Kelompok mereka ini akan selalu menjadi perdebatan karena kehidupannya menyimpang dari kehidupan mahasiswa pada umumnya yang lebih banyak diam walaupun nyawanya sudah mau dicabut dan suka hura-hura. 

Kedua, Mahasiswa organisatoris adalah orang yang berada dalam sebuah organisasi yang selalu berjalan dengan rutinitas keseharian dan dalam setiap aktivitas keseharian tidak memiliki tujuan jangka panjang. Pada dasarnya mereka adalah kelompok yang lebih besar dari kelompok mahasiswa ideologis. Jadi dalam setiap aktivitasnya mereka hanya ingin menyelesaikan dan memikirkan masalah yang tampak dipermukaan sebagaimana yang sering dilakukan pemerintah. Mahasiswa seperti ini kecenderungan kuatnya pada pragmatisme dan individualisme yang hanya memikirkan apa yang akan diperbuat sekarang dan besok dan apa keuntungannya. Ketika keuntungan bagi dirinya tidak ada maka kegiatan itu tidak akan berjalan maksimal dan asal-asalan saja atau tidak ada keikhlasan dalam segala aktivitasnya untuk orang lain. Untuk memikirkan apa yang harus diperbuat hari ini dan dampaknya satu tahun atau beberapa tahun kedepannya sangat  minim. Dalam kuliahpun mereka hanya mempelajari apa yang disampaikan sama penceramah yang sangat terikat dari satu buku (dosen) dan jarang untuk memikirkan secara mendalam dari ceramah yang didapatkan dari penceramah yang menjadi dogma. 
Ketiga, Mahasiswa penggembira adalah orang yang berada dalam sebuah kampus hanya untuk menjadi penonton dan penggembira bagi orang lain. Pada dasarnya mereka tidak punya ideologi yang jelas dan orientasi kehidupan juga yang tidak jelas.  Mahasiswa seperti ini tidak mau berpikir lebih filosofis dan lebih mengikut atau larut dalam realitas sehingga kecenderungannya pada pragmatisme, hedonisme dan individualisme. Kelompok mahasiswa seperti ini muncul ketika ada kegiatan yang tingkat aktualisasi individu-individu sangat tinggi. Misalnya pada saat Ospek dan Bina Akrab atau juga hanya ada pada saat ada acara makan-makan. Jumlah mereka sangat banyak bahkan merupakan kelompok dominan dalam kampus. Mereka kurang mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan kampus yang tingkat aktualisasi dirinya sangat rendah (lebih suka hura-hura). 
Keempat, Mahasiswa preman adalah orang-orang yang berlagak seperti jagoan dalah artian secara fisik dan mereka menganggap diri sebagai orang-orang yang paling berkuasa dan menjadi sosok menakutkan dalam kampus. Kelompok ini tidak punya pegangan ideologi yang kuat dan kecenderungannya pula pada pragmatisme. Mereka biasanya jago ketika berkelompok. Mereka adalah kelompok yang kecil dan selalu membuat permasalahan. Mereka selalu berjalan atas nama solidaritas kelompok dan biasa orang menamakannya sebagai solidaritas buta. Mereka biasa ditemui ketika pada saat-saat ospek, bina akrab dan tawuran untuk aktualisasi diri dan setelah melakukan “ritual preman” mereka lari dan tidak mempertanggungjawabkan tindakannya, mereka juga biasa disebut sebagai preman kesiangan. Biasanya mahasiswa seperti ini susah untuk diajak diskusi dalam menyelesaikan masalah ketika kebencian dalam dirinya memuncak dan segala permasalahan dengan orang lain harus diselesaikan dengan kekerasan fisik.
Keempat, Nalar Mahasiswa Yogyakarta. Pada dasarnya Mahasiswa Yogyakarta, mempunyai nalar yang cukup berbeda dengan mahasiswa luar jogja, akan tetapi tipologi diatas juga akan kita temui di Yogyakarta. Karena sesungguhnya tipologi tersebut disandarkan dengan beberapa tabiat mahasiswa yang dilakukan rutinitas keseharian, lalu pandangan social public pun akan mengatakan demikian. Menurut kafi, tipologi diatas semacam rotasi dinamika proses selama menjadi Mahasiswa.
Nalar Mahasiswa Yogyakarta


Lalu bagaimana dengan nalar Mahasiswa yogya? Secara umum hemat penulis. Nalar mahasiswa Yogya dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Dibawah akan saya berikan pemahaman terkait pemahaman nalar.
Penalaran/nalar adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Definisi Penalaran Menurut Para Ahli pertama, Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan. kedua, Bakry (1986: 1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui. Ketiga, Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
Klasifikasi Nalar Mahasiswa Yogyakarta. Pertama, kritis-transformatif. Lewat nalar kritis di Mahasiswa berupaya menegakkan sikap kritis dalam berkehidupan dengan menjadikan ajaran agama sebagai inspirasi yang hidup dan dinamis. Sebagaimana dijelaskan di atas, pertama, nalar krirtis berupaya menegakkan harkat dan martabat kemanusiaan dari berbagai belenggu yang diakibatkan oleh proses sosial yang bersifat profan. Kedua, Nalar kritis melawan segala bentuk dominasi dan penindasan. Ketiga, Nalar kritis membuka tabir dan selubung pengetahuan yang munafik dan hegemonik.
Kedua, pragmatis,  adalah hal yang terkadang membuat sebagian dari kita bertanya-tanya ketika menemui kata ini di sebuah tajuk, kolom opini atau artikel lain di media massa. Definisi pragmatis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bersifat praktis dan berguna bagiumum. Definisi pragmatis lainnya adalah bersifat mengutamakan segi kepraktisan dankegunaan (kemanfaatan). Pengertian pragmatis lainnya adalah mengenai atau bersangkutan dengan pragmatisme. Pragmatisme adalah  menurut KBBI juga kepercayaan bahwa kebenaran atau nilai suatuajaran bergantung pada penerapannya bagi kepentingan manusia. Ini merupakan paham yangmenyatakan bahwa segala sesuatu tidak tetap, melainkan tumbuh dan berubah terus.Singkatnya ini merupakan pandangan yang memberi penjelasan yang berguna tentang suatupermasalahan dengan melihat sebab akibat berdasarkan kenyataan untuk tujuan praktis. 
Saya merasa bahwa kata pragmatime berasal dari bahasa inggris pragmatism  mendefinisikan pratmatism sebagai berikut; Pragmatism is a philosophical tradition centered on the linking of practice and theory. Itdescribes a process where theory is extracted from practice, and applied back to practice toform what is called intelligent practice.Terjemahan dari google untuk kalimat diatas adalah sebagai berikut;
Pragmatisme adalah tradisi filsafat berpusat pada menghubungkan antara praktek dan teori. Ini menggambarkan suatu proses dimana teori diekstrak dari praktek, dan diterapkan kembali untuk berlatih untuk membentuk apa yang disebut praktek cerdas.Sayangnya, ketika artikel ini ditulis, kutipan diatas belum mempunyai sumber. Memang ituberasal dari wikipedia, namun dari yang saya ketahui, standar artikel wikipedia pada umumnyamenyertakan sumber untuk informasi-informasi penting. Dengan kita bisa menelusuri lebih lanjut “siapa” yang bertanggung jawab mengatakan “apa” di wikipedia. Eniwei.
Ketiga, saintis. Mahasiswa Sainstis bisa disimpulkan mahasiswa yang dari awal menyandang mahasiswa menjalani proses di wilayah pengetahuan teoritis mutlak. Tidak menyentuh realitas social, konstruk social maupun perubahan social atau bahkan rekaya social.  

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "NALAR MAHASISWA YOGYAKARTA"

Post a Comment