FILSAFAT SOSIAL PLATO

The Republika
1.      Sketsa Obyektif Plato
Plato dilahirkan di Atena pada tahun 427 S.M. dan meninggal disana pada tahun 347 S.M. dalam usia 80 tahun. Plato lahir dari keturunan bangsawan di Athena yang menjadi pusat peradaban Yunani. Latar belakang pendidikannya yang tinggi, dan persentuhannya dengan Socrates menjadikan Plato sebagai pemikir yang gelisah dengan perkembangan masyarakat Yunani ketika itu. Politik kacau balau, para penguasa sewenang-wenang dan korupsi merajalela menggiring Plato pada kecemasan-kecemasan intelektual. Karena merasa muak dengan kondisi sekelilingnya, Plato lalu lebih memusatkan pada dunia pemikiran, mengikuti jejak gurunya, Socrates.
Plato adalah salah satu murid Socrates yang paling dekat dengan sang guru. Ketika gurunya dihukum mati oleh pengadilan negara pada 399 SM, pelaksanaan hukum mati tersebut membuat Plato benci kepada pemerintahan demokratis. Kematian gurunya membuat Plato enggan bergelut di dunia politik, padahal sebagai keturunan aristokrat bukanlah hal yang sulit untuk bergelut di dunia politik. Plato lebih memilih jalan hidup layaknya sang guru, yakni menjadi Filosof.
Socrates adalah sangat besar berpengaruh terhadap pemikiran Plato, ia adalah murid setia Socrates yang banyak mewarisi tradisi keilmuan dan filsafat gurunya, malalui Plato pemikiran-pemikiran Socrates dilestarikan, Socrates mempunyai kelemahan karena buah atau hasil dari pemikirannya tidak ditulis dalam bentuk tulisan oleh Plato.
Sekitar tahun 387 SM dia kembali ke Athena, mendirikan perguruan di sana, sebuah akademi yang berjalan lebih dari 900 tahun. Akademi yang dia beri nama Academica itu tidak sekedar untuk pengembangan ilmu pengetahuan, lebih dari itu diharapkan menjadi pabrik pembentukan dan penempa orang-orang yang dapat membawa perubahan bagi Yunani.
Lembaga pendidikan ini diharapkan dapat membentuk manusia yang berpengetahuan yang didapatkan dengan cara apapun dan dilakukan atas nama negara dalam rangka mencapai kebajikan. Di lembaga pendidikan ini pula yang mempertemukan Plato dengan muridnya yang kelak menjadi Filosof layaknya dia, yakni Aristoteles. Pada waktu itu usia Aristoteles adalah 17 tahun dan Plato 60 tahun. Namun sayang perjumpaanyaan dengan sang murid tidak berlangsung lama, karena 10 tahun kemudian Plato wafat, dan beberapa sumber mengatakan bahwa Plato meninggal dalam keadaan menulis (menulis merupakan kegemaran Plato).
Plato menulis tak kurang dari tiga puluh enam buku, kebanyakan menyangkut masalah politik dan etika selain metafisika dan teologi, karya-karya Plato yang paling tersohor adalah Republica (Republik), Dialogue (Dialog), Statesman (Negarawan), dan Apologia (Pembelaan). Plato juga berbicara mengenai keadilan, dalam karyanya Politea (republik) yang arti sebenarnya adalah konstitusi dalam pengertian suatu jalan/cara bagi individu-individu dalam berhubungan sesamanya dalam pergaulan hidup masyarakat. Dalam Politea juga bercerita “tentang keadilan”, keadilan merupakan tema pokok dalam buku tersebut.
Keadilan berarti seseorang membatasi dirinya pada kerja dan tempat dalam hidup yang sesuai dengan panggilan kecakapan dan kesanggupannya.
Selain berbicara mengenai keadilan, Plato juga berbicara mengenai negara ideal. Menurutnya, negara ideal menganut prinsip kebajikan (virtue). Pandangan Plato mengenai sebuah negara tidak jauh berbeda dengan Socrates, negara yang baik adalah negara yang berpengetahuan dimana negara tersebut dipimpin oleh orang yang bijak (the philosopher king).
Alfred North whitehead mengatakan bahwa sejarah filsafat barat hanyalah merupakan rangkaian catatan kaki (footnote) dari Plato1. Hal ini menunjukan bahwa dalam ilmu filsafat Plato memilki posisi yang mengarhakan isitem dan pengemabangan ilmu ini. Sehingga dalam membincangkan filsafat adalah menjadi tidak pas jika tidak diawali dengan membahas Plato, baik biografi, karya-karya dan pengaruhnya pada ilmu pengetahuan. Walaupun Plato bukan yang mengawalai ilmu ini namun ia telah meberikan gagasan penting dari beberapa konsep tentang politik, Negara dan kekuasaan.
Bagi Plato, filsafat politik adalah upaya untuk membahas dan menguraikan berbagai segi kehidupan manusia dalam hubungannya dengan negara. Ia menawarkan konsep pemikiran tentang manusia dan negara yang baik dan ia juga mempersoalkan cara yang harus ditempuh untuk mewujudkan konsep pemikiran. Bagi Plato, manusia dan negara memiliki persamaan hakiki. Oleh karena itu, apabila manusia baik negara pun baik dan apabila manusia buruk negara pun buruk. Apabila negara buruk berarti manusianya juga buruk, artinya negara adalah cerminan mansuia yang menjadi warganya.
2.      Sebuah Kitab The Republic
The Republic sebenarnya bernilai sebagai tulisan tentang etika sosial, mengenai masyarakat ideal, The Republic itu sebagai tulisan pertama dan terbesar yang bersifat sosiologis. Plato menganggap bahwa masyarakat ideal adalah merupakan perluasan dari konsep tentang individu manusia. Menurut Plato Manusia pada dasarnya memiliki tiga sifat tingkatan kegiatan yaitu
a.       The Appetites or the senses (nafsu atau perasaan-perasaan)
b.      The Spirit or the will (semangat atau kehendak-kehendak)
c.       Inteligence, reason, and judgment (kecedasan atau akal)
Berdasarkan tiga elemen aktivitas individu tersebut plato kemudian menyusun suatu Masyarakat Ideal di dalam tiga lapisan atau kelas yaitu :
a.       Mereka yang mengabdikan hidupnya untuk memperoleh pemuasan nafsu dan perasaannya.
b.      Mereka yang mengabdikan hidupnya untuk memperoleh penghormatan dan perbedaan sebagai manifestasi dari pada spirit or will
c.       Mereka yang mempersembahkan hidupnya untuk pemeliharaan akal atau kecerdasan untuk mengajar kebenaran.
Berdasarkan tiga lapisan sosial Plato kemudian merumuskan tiga kegiatan Lapisan Sosial. Ketiga aktivita lapisan sosial itu adalah :
a.       Mereka yang mengabdikan hidupnya bagi pemenuhan nafsu dan perasaan, bertugas untuk menghidupi atau memelihara masyarakat. Mereka ini adalah kelas pekerja (manual work), yang meliputi pekerja-pekerja di sektor pertanian dan industri yang harus mendukung dan menghidupi dua kelas yang lain. Kepada kelas inilah didalam masyarakat ideal Plato, diberi hak-hak yang penuh dan istimewa sebagai seorang warga negara yang diperolehkan memiliki kekayaan pribadi, oleh karena berfungsi menyediakan atau memprodusir barang-barang kebutuhan hidup seluruh anggota masyarakat.
b.      Mereka yang hidupnya diabdikan untuk memperoleh penghormatan dan perbedaan sebagai manifestasi dari spirit or the will bertugas untuk melindungi masyarakat dari serangan yang datang dari luar maupun dari dalam masyarakat itu sendiri. Mereka ini adalah kelas militer (a citizen soldier class). Mereka inilah warga negara dalam pengertian yang sesungguhnya. Mereka adalah gambaran dari masyarakat komunis yang sempurna dan tidak memiliki kehidupan yang bebas dan ganjaran mereka satu-satunya adalah penghormatan yang diberikan masyarakat dan kemenangan-kemenangan perang.
c.       Mereka yang mempersembahkan hidupnya untuk memelihara akal atau kecerdasan bertugas untuk memerintah dan memimpin masyarakat disebut sebagai kelas penguasa (magistrates or guardian class). Kelas ini terutama diangkat dari kelas militer melalui seleksi dalam kemampuan dan kecerdasan otaknya. Mereka tidak hanya menjadi filosof dan negarawan, tetapi lebih dari itu juga seorang guru.
Meskipun Plato membagi masyarakat ke dalam 3 kelas sosial, tetapi tidak berarti bahwa pembagian tersebut merupakan lapisan yang tertutup setiap orang mempunyai kesempatan yang sama di dalam masyarakat.Plato menghendaki masyarakat yang ideal itu yakni aristokratis di bawah kaum intelek di mana kekuasaan dan pengawasan akan dipegang oleh kelas yang berpendidikan dan berkecerdasan tinggi.
Yang terpenting bagi studi sosiologi dalam buku Plato The Republic adalah konsepsinya tentang keadilan (justice). Hanya di dalam masyarakat tertentu, Kata Plato, keadilan dapat direalisir. Orang yang adil hanya dapat ada di dalam masyarakat adil. Dengan demikian konsepsi Plato tentang keadilan adalah merupakan konsepsi sosial.
Dalam bukunya ’The Laws’ Plato hanya memuat garis besar konstitusi politik. Di dalam buku ini tahap perkembangan sosial. Plato mengemukakan perkembangan masyarakat melalui lima tahap yaitu :
a.       Tahap kehidupan masyarakat yang terisolir di dalam masyarakat pemburu dan yang hidup di padang-padang rumput.
b.      Masyarakat yang Patriarchal di mana keluarga-keluarga tersusun ke dalam ikatan-ikatan klan dan suku-suku, tetapi masyarakat ini masih hidup di padang-padang sebagai masyarakat pemburu dan penggembala.
c.       Masyarakat petani yang sudah mulai mendiami desa-desa pertanian
d.      Masyarakat yang hidup di kota-kota perdagangan
e.       Masyarakat yang hidup di kota yang mapan seperti Sparta atau Athena
Plato adalah pencipta pertama dari pada ide tentang komunisme, dia hanya membatasi komunismenya pada dua lapisan atas dalam masyarakat. Menurut pendapatnya terdapat banyak persamaan antara ide komunisme Plato dengan komunisme Rusia, yaitu :
a.       Keduanya membenci perdagangan dan ekonomi uang
b.      Keduanya menaruh perhatian pada persoalan hak milik sebagai satu-satunya sumber semua kejahatan dan kebusukan
c.       Keduanya menghendaki hapusnya kemakmuran dan hak milik perseorangan
d.      Keduanya menghendaki pengawasan kolektif bagi anak-anak
e.       Keduanya menghendaki pengawasan semua ilmu pengetahuan dan ideologi bagi kepentingan negara
f.       Keduanya memiliki ajaran dogmatis yang menghendaki agama negara terhadap mana semua aktivitas harus di-subordinasikan kepadanya.

Plato adalah pencipta pertama tentang kesamaan sosial yang mutlak antara wanita dan laki-laki, dan perlunya pengawasan terhadap perkawinan. Disamping itu Plato adalah orang pertama yang menghargai ilmu pengetahuan dalam masyarakat. Ia menunjukkan bahwa tidak saja perlu adanya leadership yang cakap tetapi ia menunjukkan pula keuntungan sosial dari pada pemerintah oleh orang-orang bijaksana (para cendekiawan). Fasisme modern barang kali merupakan suatu bentuk modern berdasarkan konsep plato. Hanya saja berbeda dari komunisme Rusia Plato sebaliknya mengatakan bahwa setiap masyarakat harus selalu terdapat susunan-susunan kelas yang bersifat natural. Plato menekankan adanya perbedaan-perbedaan antara individu-individu dan kelas-kelas sosial ciptaannya terlampau kaku. Perbedaan antara kelas-kelas tersebut lebih bersifat gradual dari pada bersifat kualitatif.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "FILSAFAT SOSIAL PLATO"

Post a Comment