RENUNGAN PILKADA OGAN KOMERING ILIR 2018-2023

Oleh: Shohibul Kafi*
Sisa beberepa bulan lagi Bumi Nusantara akan diramaikan dengan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten ataupun Gubernur dan Pileg (Pemilihan Legislatif), pergantian pemilihan tampuk kepemimpinan sudah menjadi tradisi dalam catur perpolitikan selama lima tahun sekali dibumi Nusantara. Banyak orang berlomba-lomba mencalonkan dan calonkan oleh masyarakat ataupun partai politik sedari kalangan apapun dalam proses tersebut. Kampanyane serta pemasangan atribut (Baliho, Pamplet, kalender, dll.) dalam rangka mengsosialisasikan kandidat sudah mulai hangat dilakukan oleh Timnya masing-masing.
Demikian pula yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir provinsi Sumatera-selatan. Terdapat beberapa paslon (pasangan calon) yang diusung oleh berbagai partai yang telah terverifikasi oleh KPU. Namun sebelumnya lebih jauh membincang tentang arah juang Pesta Demokrasi, ada baiknya kita memulai dengan arti penting Pergantian Kepemimpinan itu sendiri. Terdapat pemahaman yang maklum yang kerap digunakan khalayak dalam memahami proses Pilkada. Pertama, latar belakang pemikiran Pilkada didasarkan pada harus bergantinya seorang pemimpin sesuai dengan narasi publik. Kedua, proses pilkada dipahami sebagai ruang Evaluasi Akbar suatu daerah atau wilayah yang menakar serta meninjau perjuangan yang sudah dilakukan oleh pemimpin sebelumnya. Ketiga, beradu kekuatan dalam berbagai perspektif.
Pada tiga pemahaman diatas pada prinsipnya, hanya bagian pertama dan yang ketiga yang menjadi cerminan faktual dalam sekian kali momentum Pesta Demokrasi yang terjadi dalam Pilkada. Ruang Diskursus Akbar sebagai ruang evaluasi suatu wilayah nyaris tidak pernah terjadi. Sehingga sebagai konsekuensi logis atas hal tersebut. kerap muncul seorang pemimpin yang tidak memiliki visi perjuangan, tidak memiliki kapasitas yang cukup atau mumpuni, sama dengan istilah sederhana “berjalan tanpa tujuan”. Tentu jika dibaca secara seksama, Pergantian kepemimpinan yang semacam ini sangat kalah jauh dengan pertarungan tahta kepemimpinan ala organisasi gerakan mahasiswa. Dimana Seorang Kandidat Pemimpin Wajib memilki Kreteria Primer seperti; Modal Intelektual, Modal Sosial, serta modal Kapital.
Penulis menekankan kepada pemahaman yang ketiga. Bahwa proses Pilkada harus dimaknai sebagai ruang Evaluasi Akbar selam periode tertentu dalam rangka meningkatkan mutu kepemimpinan serta menjawab tantangan-tangan lokal ataupun global. Sehingga persoalan-persoalan akan semakin mudah terbaca termasuk bagaimana calon pemimpinan selanjut mengatasi persoalan tersebut, bukan justru suatu kepemimpinan hanya berjalan sesuai dengan kecamatan tertentu yang mendukung ataupun partai politik yang mendukungnya dengan model-model sektarianisme hanya akan berakhir politik kepemimpinan non republikan.
Membincang arah juang pesta demokrasi kabupaten Ogan Komering Ilir adalah hak serta kewajiban seluruh warga sebagai bukti berjalannya sistem demokrasi dan sebaliknya apabila warga tidak sedikitpun merespon atau memberikan pandangan tentang arah juang tersebut adalah bukti kemerostan atau bahkan kegagalan dalam sistem demokrasi. Benar bahwa dalam sinar demokrasi seluruh warga memiliki hak dan kewajiban dan diantaranya adalah hak memilih dan dipilih pasal tersebut berlaku diseluruh kalangan namun pasal tersebut dalam proses demokrasi belum berlaku dengan seksama dominasi caleg-caleg (Calon Legislatif) atau cabuk (Calon Bupati) dari para elit konglomelat nyaris tidak terbendung, dan sebaliknya seseorang yang memiliki, keteladanan, kejujuran, visi kepemimpinan serta terampil dalam berbagai aspek karena tidak memiliki Modal Kapital yang madai – (Sebut saja kalangan bawah) nyaris tidak diberikan kesempatan untuk kontestasi.
Dalam peradaban digital, pesona tehnologi yang makin menggoda dan berbagai literatur buku, jurnal, media berita dan seterusnya yang semakin tidak terhitung jumlah semestinya sudah tidak ada suatu daerah yang tertinggal, baik dalam aspek Perekonomian (yang meliputi Perkebunan serta industri pasar), Aspek Pendidikan masih banyak kalangan usia remaja yang memilih kerja ketimbang sekolah ataubahkan kuliah. Aspek Agraria masih banyak lahan-lahan yang bermasalah, “masyarakat mengadu wakil rakyat mengelu”, rakyat berperang-perangan Pemerintah menonton dan memberi perintah terhadap kepolisian untuk mengamankan.
Lalu Aspek Infastruktur sepanjang jalan provinsi sama dengan jalan gang-gang. Aspek Agama, masih warga buta membaca kitab agamanya masing-masing dan sikap pemerintah selama hanya mempercayakan terhadap Ustadz sementara Ustadz atau Kiyai memiliki kewajiban pribadi (Keluarganya) dan tidak diberikan kesejahteraan. Aspek keamanan masih banyak para pembegal liar beroperasi seenaknya sendiri, kekerasan fisik masih terus terjadi didaerah-daerah pelosok. Dan aspek-aspek yang. Hal-hal tersebut mestinya menjadi bahan dalam proses evaluasi akbar lebih-lebih Tim Kandidat seyogyanya mengsosialisasikan variabel tersebut bukan hanya sibuk kesana kemari membujuk orang-orang untuk mendukung kandidatnya.

*Warga Ds Kota Baru Kec Mesuji Kab. Ogan Komering Ilir                      

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "RENUNGAN PILKADA OGAN KOMERING ILIR 2018-2023"

Post a Comment