Oleh: Shohibul Kafi, S.Fil
(Alumni
Filsafat UIN Jogja, Alumni PMII Jogja dan Kader PDI Perjuangan)
Kemiskinan masih menjadi salah satu persoalan utama yang dihadapi
oleh banyak daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Kebumen. Untuk mencapai
cita-cita besar Indonesia Emas 2045, yaitu menjadi negara maju dengan
pendapatan per kapita tinggi, salah satu langkah yang harus diambil adalah
mengatasi kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi yang inklusif. Dengan
proyeksi pendapatan per kapita yang terus meningkat, penting bagi Kabupaten
Kebumen untuk mengejar status golongan menengah ke atas, bukan hanya dengan fokus
pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga dengan pemberdayaan sektor-sektor
ekonomi lokal yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas.
Kebumen, yang sebagian besar warganya bergantung pada sektor
pertanian dan pekerjaan informal, masih menghadapi tantangan besar dalam
mengurangi kemiskinan. Berdasarkan data BPS, banyak masyarakat di pedesaan yang
memiliki pendapatan rendah dan sulit mengakses pendidikan serta pelayanan
kesehatan yang memadai. Kondisi ini menyebabkan kesenjangan yang cukup besar
antara pusat dan daerah. Tantangan utama yang dihadapi oleh Kebumen dalam
mengatasi kemiskinan; Pertama Pendapatan Rendah dan Ketergantungan pada Pertanian,
Sebagian besar penduduk Kebumen bergantung pada pertanian, namun banyak yang
mengalami kesulitan ekonomi karena harga komoditas yang tidak stabil dan
kurangnya inovasi dalam sektor pertanian.
Kedua Akses Terbatas ke Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan,
Rendahnya kualitas pendidikan dan keterampilan di daerah pedesaan menghalangi
banyak warga untuk mengakses pekerjaan yang lebih baik di sektor industri atau
jasa. Ketiga Kurangnya Infrastruktur dan Akses Pasar, Keterbatasan
infrastruktur membuat distribusi produk pertanian menjadi kurang efisien, yang
mengakibatkan rendahnya pendapatan petani.
Kebumen Emas 2045 Dalam Kacamata Walt Whitman Rostow
Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, proyeksi pendapatan per kapita
perlu meningkat secara signifikan. Berdasarkan teori Stadium Pertumbuhan
Ekonomi yang dikembangkan oleh Walt Whitman Rostow, sebuah negara atau daerah
akan melalui beberapa tahap untuk mencapai kemajuan ekonomi, mulai dari tahap
tradisional (subsisten), kemudian menuju tahap peningkatan sektor-sektor
produktif, menuju tahap pembangunan penuh, dan akhirnya menuju fase konsumsi
tinggi di masa depan.Dengan teori ini, mari kita lihat proyeksi pendapatan per
kapita di Kebumen dari 2024 hingga 2045.
Proyeksi Pendapatan Per Kapita Kabupaten Kebumen (2024-2045) Tahap
Tradisional dan Peningkatan Awal (USD 3,000 - USD 4,000 per kapita) Pada tahap
ini, Kebumen masih dalam fase perbaikan infrastruktur dasar dan penguatan
sektor pertanian. Proyek peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan akan
dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, namun pendapatan per
kapita masih rendah.
Proyeksi Pendapatan Per Kapita Kabupaten Kebumen (2030-2039) Tahap
Penambahan Keberagaman Ekonomi dan Industrialisasi (USD 5,000 - USD 7,500 per
kapita) Dalam dekade ini, sektor-sektor lain seperti pariwisata, industri
pengolahan hasil pertanian, dan sektor jasa mulai berkembang pesat. Kebumen
mengurangi ketergantungan pada pertanian dengan mendorong sektor-sektor lain
yang lebih produktif. Pembangunan pariwisata berbasis alam dan budaya lokal
akan meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama di daerah pesisir dan
pegunungan.
Proyeksi Pendapatan Per Kapita Kabupaten Kebumen (2040-2045), Tahap
Pembangunan Penuh dan Konsumsi Tinggi (USD 8,000 - USD 12,000 per kapita) Pada
tahap ini, Kebumen berhasil bertransformasi menjadi daerah dengan pendapatan
per kapita yang cukup tinggi, dengan penduduknya sebagian besar berada dalam
golongan menengah. Sektor-sektor ekonomi seperti pariwisata, industri kreatif,
dan pertanian yang lebih modern akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang
inklusif dan merata.
Upaya Mengatasi Kemiskinan Menuju Indonesia Emas 2045, Untuk
mencapai target ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh pemerintah
daerah dan masyarakat Kabupaten Kebumen:
Pertama, Diversifikasi Ekonomi dan Pemberdayaan Sektor
Non-Pertanian. Peningkatan Sektor Industri dan Jasa: Kebumen harus
mengembangkan sektor industri pengolahan hasil pertanian seperti industri
makanan olahan dan tekstil, yang akan membuka banyak lapangan pekerjaan.
Program-program pelatihan keterampilan bagi generasi muda akan mengurangi
ketergantungan pada pertanian. Pengembangan Pariwisata: Dengan potensi
alam yang luar biasa, Kebumen dapat mengembangkan sektor pariwisata dengan
lebih baik, menarik wisatawan domestik dan internasional untuk meningkatkan
perekonomian daerah.
Kedua Peningkatan Infrastruktur dan Akses Pasar. Perbaikan
Infrastruktur Jalan dan Transportasi: Pembangunan jalan yang menghubungkan
desa dengan pusat kota dan pusat ekonomi akan membantu distribusi barang lebih
efisien dan mendukung pengembangan sektor lain seperti industri dan pariwisata.
Penyediaan Akses Pasar untuk Produk Lokal: Pemerintah daerah perlu
menyediakan platform atau pasar untuk produk-produk lokal agar petani dan
pengusaha kecil dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Ketiga Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan, Pendidikan
Berkualitas dan Terjangkau: Penyediaan akses pendidikan yang lebih baik di
seluruh kebupaten, terutama di daerah terpencil, akan membuka peluang bagi
anak-anak muda untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan
pasar. Program Pelatihan Kerja: Pelatihan berbasis keterampilan teknis
dan vokasional akan mempersiapkan generasi muda untuk bekerja di sektor
industri dan jasa yang sedang berkembang.
Keempat Program Kewirausahaan dan Penguatan UMKM, Pemberdayaan
UMKM: Kebumen harus mengembangkan lebih banyak program untuk mendukung
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), seperti pemberian modal usaha, pelatihan
manajemen, dan akses pasar. Inovasi Produk Lokal: Pemanfaatan teknologi
dalam sektor pertanian dan industri lokal untuk menciptakan produk yang
memiliki daya saing tinggi di pasar domestik maupun internasional.
Mengatasi kemiskinan dan menuju Indonesia Emas 2045 bukanlah tugas
yang mudah, namun dengan strategi yang tepat, Kabupaten Kebumen dapat mencapai
perubahan besar. Proyeksi pendapatan per kapita yang meningkat menunjukkan
bahwa dengan pengembangan sektor-sektor ekonomi baru, peningkatan kualitas
pendidikan dan keterampilan, serta perbaikan infrastruktur, Kebumen dapat
mengurangi kemiskinan dan membawa masyarakatnya ke dalam golongan menengah ke
atas. Dalam hal ini, teori Rostow memberikan panduan yang jelas bahwa melalui
transformasi ekonomi yang berkelanjutan, Kebumen dapat mencapai kemajuan yang
signifikan menuju Indonesia Emas 2045.
(Penulis Mahasiswa Jurusan Filsafat Pasca UIN Sunan Kalijaga,
Aktivis NU, Kader PDI Perjuangan, Asli Putra Ogan Komering Ilir)

0 Response to "Kebumen Menuju Indonesia Emas 2045: Strategi Mengatasi Kemiskinan dan Meningkatkan Pendapatan"
Posting Komentar